Jadi beberapa hari yang lalu, saya nemuin novel di toko buku Karisma Sidoarjo. nggak begitu menarik sih, tapi entah kenapa saya lebih milih itu novel daripada buku ringkasan fisika yang memang udah dari dulu pengen saya beli. Mungkin karena disitu tertulis Kisah Wanita yang Menjadi Bidadari. penasaran dong? mungkin saya waktu itu juga penasaran.
Saya baru saja membaca novel itu, tadi malam. Perlu waktu sekitar empat setengah jam-an untuk menghabiskannya. Jumlah halamannya 404. Menurut saya bahasa yang digunakan dalam novel itu sangat berlebihan, puitis. Ya memang novel itu sedikit tak pantas dibaca anak SMA berusia 16 tahun seperti saya, jadi menurut saya bahasanya sedikit berat. Tapi meskipun begitu, saya masih bisa mengikuti alur ceritanya.
Menginjak pada isi novel. Novel ini menceritakan cinta, tapi dibalut dengan nuansa islami. Di dalam Novel itu, ada Tokoh yang berperan penting. yaitu Cinta, Fahri, dan Tommy. Novel itu mencaritakan kehidupan Cinta, lebih tepatnya kehidupan cintanya Cinta. Jadi Tommy adalah Suami Cinta dan Fahri adalah cinta pertamanya Cinta. Cinta sangat mencintai Fahri, sejak SMA dan sampai dia bersuamikan Tommy. Tapi Cinta tidak bisa mencintai Tommy. Getaran yang dia rasakan dengan Fahri dan Tommy begitu berbeda
Cinta tahu, bahwa mencintai oranglain saat dia sudah menjadi istri orang adalah Dosa. Dia terus berusaha menepis rasa citanya pada Fahri. Tapi apa daya, Cinta semakin merindukan Fahri. Sama seperti Fahri, dia mengetahui bahwa Cinta sudah bersuami, tapi dia terus merindukannya.
Pernikahan Tommy dan Cinta bukan atas dasar cinta. Karena mama Tommy adalah teman lama mamanya Cinta, maka mereka berdua menikah. Mereka tidak mau mengecewakan kedua orangtuanya.
Dikarenakan tak ada cinta dalam rumah tangga mereka. Tommy selalu tak acuh pada Cinta. Tommy bekerja di luar kota, sebagai pengusaha batubara. Dia jarang pulang ke rumah. Dan sekali pulang pun, dia langsung bergegas tidur, tak pernah mempedulikan Cinta. Cinta berusaha bersabar dan menjaga rumah tangganya, dia harus tetap menjadi Istri yang baik.
Hari itu, Cinta mendapat undangan reuni SMA. Dia bertemu dengan Fahri, dari acara tersebut, Cinta tahu bahwa Fahri masih setia menunggu Cinta. Dan sejak saat itu, hubungan mereka tak pernah putus. Rasa rindu terus menyelimuti hati mereka. Fahri semakin kagum pada Cinta, karena Cinta telah menjadi wanita Shalihah. Tapi Cinta tak pernah merasa jadi wanita shalihah, karena hatinya sudah berzina.
Hari-hari sepi dilalui Cinta sendirian. Mereka belum dikaruniai anak. dan saat Cinta bertemu dengan Laras -teman SMA- yang sedang susah memikirkan pekerjaan, Cinta mempekerjakannya di rumahnya sebagai pembantu dan sekaligus untuk menemaninya. Sebelum Cinta memutuskan itu, Cinta meminta izin terlebih dahulu pda suaminya via telephon, suaminya hanya berkata "lakukanlah apa yang kau anggap baik, jangan selalu meminta izin kepadaku, aku sibuk". Meskipun setiap kali dia mengatakan seperti itu pada Cinta, tapi Cinta selalu meminta izin kepada suaminya, setiap dia akan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan rumahnya.
Sikap dingin suaminya selalu disikapi dengan sabar. Karena Cinta percaya, bahwa semua ini sudah di takdirkan untuknya, dan dia juga percaya akan selalu ada jalan untuk cintanya dengan Fahri. Sikap sabar itu bukan hanya karena ia ingin mendapat Ridha dari Allah, dia juga selalu disemangati oleh mertuanya yang terlihat sangat sayang padanya.
Sampai pada suatu hari, dia mengetahui, bahwa suaminya memiliki istri lagi, dan mereka sudah memiliki bayi. Dan tidak bisa dipercaya, bahkan dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa mertuanya yang terlihat begitu menyayanginya juga turut berbahagia dengan bayi dan istri baru suaminya itu. Yang membuat Cinta sakit hati, adalah karena suaminya dan keluarga suaminya yang telah membohonginya. Mertuanya merasa sangat bersalah, tapi mereka belum bicara setelah pertemuan dengan keluarga bahagia itu.
Sehari setelahnya, mertuanya menelpon, memberitahukan bahwa keluarga bahagia yang dilihatnya kemarin mengalami kecelakaan, dan istri Tommy koma, tapi Tommy sendiri mengalami luka ringan, dan anaknya baik-baik saja. Cinta langsung pergi ke rumah sakit tempat mereka dirawat. Saat itu, kondisi kesehatan Cinta menurun, tapi ia tetap pergi ke rumah sakit.
Saat tiba di rumah sakit, Tommy tak terlihat senang dengan kedatangannya. Dan saat itu, istri kedua Tommy meninggal dunia, Cinta sebagai istri pertama Tommy, disuruh mertuanya untuk merawat Tommy dan anaknya. Tak ada rasa benci di hati Cinta, dia mengiyakan permintaan mertuanya itu.
Saat Tommy pulang dari rumah sakit, dia tidak mau dirawat oleh Cinta, dia membayar seorang suster untuk merawatnya. Tommy bahkan terlihat semakin membenci Cinta, tak pernah mau menyentuh Cinta lagi. Tapi Cinta tidak begitu memikirkannya, dia bahagia dengan hadirnya anak Tommy. Dia menyayanginya.
Hari berlalu sama. Sampai tiba-tiba, Tommy mengetahui bahwa ada laki-laki lain yang sering menghubungi istrinya dan mengirimkan beberapa rayuan, dia Fahri, disitu Tommy marah dan tidak mengzinkan anaknya untuk dirawat oleh Cinta. dan saat itu juga, Tommy menceraikan Cinta dengan talak tiga.
Singakt cerita, setelah diceraikan, Cinta menikah dengan Fahri, mereka begitu romantis. Saat menikah, Cinta dalam keadaan sakit, dia terbaring, dia menderita kanker usus stadium akhir. Tidak berapa lama menikah, Cinta hamil. Tapi tidak berapa lama pula, Cinta keguguran karena terjatuh di depan rumah. Fahri tidak mempermasalahkan itu. Setelah pulang dari rumah sakit, beberapa hari kemudian Cinta meninggal duni.
Dari ending novel itu, sebenarnya saya nggak ngerti, kenapa Cinta meninggal? dan di ending itu, sebenarnya saat Fahri baru pulang dari masjid, dia menemui Cinta yang duduk di kursi roda, dan menggedongnya ke kamar dan menidurkannya. Di situ juga diceritakan ada cahaya yang mendekati Cinta -terlihat dari penglihatan Cinta- yang aku yakini itu malaikat pencabut nyawa. Tapi kenapa dengan Cinta hanya menatap Fahri setelah melihat cahaya itu, Fahri bisa mengetahui bahwa Cinta akan meninggal dan langsung membimbing Cinta mengucap kalimat thayyibah, dan setelah itu dia berkata "pergilah bidadariku, dan tunggulah aku di pintu surga". Aku sangat amat nggak ngerti dengan ending ini.
No comments:
Post a Comment